KTI Bali

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Semoga dengan karya tulis ilmiah ini akan membantu mengetahui tingkat kedisiplinan siswa saat ini. Sekaligus membantu kita mencari solusi bagaimana cara meningkatkan sikap kedisiplinan pada siswa

 serta menanamkan rasa tanggung jawab. Tak lupa pula penulis mengungkapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Sja’roni, M.Pd.I. selaku Kepala MAN Kota Kediri 3 2. Ibu Dra. Ilik Tarwiyati, M.Pd.I. selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia 3. Ibu Lia Harlisna Prajawati, S.Pd. selaku wali kelas XI IPS 1 4. Orang tua dan teman – teman yang turut mendukung terselesaikannya karya tulis ini. Kami sadar akan kekurangan dalam karya tulis ini. Kritikdan saran, serta masukan yang konstruktif akan kami terima dengan seluas-luasnya untuk perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini. Kediri, 09 Januari 2014 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penulisan 1 Rumusan Masalah 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 BAB III PEMBAHASAN 4 Eksotisme Pulau Bali 4 Tempat Terpenting Selain Denpasar 4 Seluk Beluk Pulau Bali 5 Keunikan Kehidupan Bali 6 Adat Tradisi Bali 10 Suasana Bali Modern 11 Keelokan Desa Penglipuran 12 BAB IV PENUTUP 14 KESIMPULAN 14 SARAN 14 DAFTAR PUSTAKA 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bali adalah salah satu tempat wisata di Indonesia yang sangat terkenal. Banyak wistawan dari dalam negeri maupun luar negeri. Pulau Bali disebut sebagai Pulau Dewata. Selain sebagai tempat wisata yang indah, pulau Bali juga sebagai tempat berkembangnya agama Hindu karena hampir seluruh penduduk Pulau Bali beragama Hindu dan hampir semua tempat di Bali terdapat pura. Sebagai pelajar kita harus mengetahui adat dan kebudayaan yang beranekaragam di negeri kita, karena itu akan mempererat persatuan dan akan saling mengenl antar budaya. Dengan mengetahui adat dan kebudayaan negeri kita yang beranekaragam, kita akan merasa bangga dan berusaha menjaga dan melestarikannya. B. Tujuan Penulisan 1. Untuk memenuhi tugas Karya Tulis Ilmiah Praspa 2013 2. Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan masyarakat Pulau Bali 3. Untuk mempraktikkan teori yang didapat dari sekolah C. Rumusan Masalah 1. Kebudayaan apa saja yang ada di Bali? 2. Bagaimana sikap masyarakat Bali? 3. Objek wisata apa yang ada di Bali? 4. Objek wisata apa yang dikunjungi selama di Bali? BAB II KAJIAN PUSTAKA Bali merupakan Pulau yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa. Pulau ini beribukota di Denpasar. Wilayah ini berbatasan dengan Selat Bali di sebelah barat, Laut Bali di sebelah utara, Selat Lombok di sebelah timur, dan Samudra Indonesia di sebelah selatan. (Atlas Indonesia dan Dunia, Pustaka Amani Jakarta, 2006). I Putu Gede Giri Arta mengatakan bahwa masyarakat Bali memiliki sikap welcome me, yaitu sikap terbuka menerima kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat luar Bali. Sikap keterbukaan mereka terhadap agama, budaya, bangsa, ras, maupun etnis lainnya dari luar Bali, menjadikan Bali menjadi masyarakat yang memiliki rasa hidup sosial yang tinggi. Masyarakat Bali pun memiliki sikap possitive thinking terhadap orang baru dalam kehidupan mereka, mereka pun tidak ada rasa curiga sedikit pun terhadap orang baru dalam kehidupan mereka. (Rabu, 18 Desember 2013). Meski pun ada banyak kebudayaan asing yang ada di masyarakat Bali, mereka tetap menganut budaya ketimuran. Bisa dikatakan malu pada orang – orang asing yang berkebudayaan barat yang berbeda dengan kultur budaya bangsa Indonesia. (Rabu, 18 Desember 2013). Tari Barong, merupakan tarian khas atau endemi dari Pulau Bali. Dikisahkan pertarungan antara kebajikan melawan kebathilan. Barong adalah makhluk mitologi melukiskan “Kebajikan” dan Rangda adalah makhluk yang menggambarkan “Kebathilan”. Penari Barong tidak dibatasi usia. Salah satu macam dari Tari Barong adalah Tari Wali, penari dalam tarian ini sudah bisa dilakukan ketika masih sekolah dasar. Tarian ini diperuntukan untuk acara desa, terutama diwajibkan untuk setiap pura. Selain itu, ada macam Tari Bebalihan yang ditujukan untuk keperluan hiburan. (CV. Bali Budaya, Selasa, Rabu, 18 Desember 2013). Di Pulau Bali, terdapat banyak patung – patung yang menggambarkan makhluk halus dan dewa. Patung – patung yang sudah diberi kain atau disarungi kotak hitam putih menandakan bahwa di dalam patung tersebut terdapat roh makhluk halus. (I Putu Sarjana, Kamis, 19 Desember 2013). Masyarakat Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu, mempercayai reinkarnasi, maka dari itu, jarang sekali terjadi tindak kejahatan yang ada di Pulau Bali. Mereka meyakini bahwa melakukan kejahatan akan mereinkarnasi dirinya dengan bentuk makhluk yang derajatnya lebih rendah. Begitu pula dengan sikap masyarakat Bali yang tidak mau menganggur dari pekerjaan. (I Putu Sarjana, Kamis, 19 Desember 2013). Desa Adat Penglipuran merupakan desa wisata yang dikembangkan di Pulau Bali. Memiliki lebih dari 200 kepala keluarga dan aturan desa yang mengikat menjadikan desa ini terkenal dengan keindahan sosio budayanya. Desa Adat Penglipuran dipimpin oleh kepala desa dan ketua adat. (I Wayan Supat, Kamis, 19 Desember 2013). BAB III PEMBAHASAN A. Eksotisme Pulau Bali Pulau Bali, merupakan pulau sekaligus nama provinsi yang beribukota di Denpasar. Pulau yang mayoritas penduduknya beragama Hindu ini terkenal akan destinasi wisatanya baik lokal maupun mancanegara. Provinsi yang terletak di timur Provinsi Jawa Timur ini memiliki banyak objek wisata yang dikunjungi turis domestik maupun luar negeri, seperti Pantai Kuta, Istana Tampaksiring, Bajrasandi, Tanjung Benoa, dan masih banyak yang lainnya. Selain itu, Pulau Bali memiliki tradisi kebudayaan yang unik dan indah yang dapat menarik pengunjung, contohnya ngaben, tari barong, omed – omedan, dan lain sebagainya. Dalam karya tulis ini penulis akan menjelaskan tentang seluk beluk kebudayaan dan kehidupan bermasyarakat di Pulau Bali. B. Tempat Terpenting Selain Denpasar 1. Jembrana Daerah ini terletak di di sebelah utara Kota Negara. Jembrana terkenal sebagai daerah penghasil ikan dan kakao. Di daerah ini terdapat Gunung Masehe, selain itu Jembrana merupakan tempat vital penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk. 2. Tabanan Tabanan merupakan daerah penghasil padi, dapat dikatakan lumbungnya padi Pulau Bali. Kabupaten Tabanan berbatasan langsung dengan Kabupaten Badung. Di Kabupaten Tabanan, terdapat Desa Luwus penghasil durian dan manggis. Terdapat pula Kecamatan Baturiti yang terkenal dengan Komunitas Agama Buddha. Kabupaten ini terkenal dengan destinasi wisatanya yaitu Danau Bratan Bedugul. 3. Gianyar Daerah yang terkenal akan Pasar Sukawati ini juga dikenal sebagai kampung seni. Hampir seluruh penduduknya bermata pencaharian sebagai seniman. Seperti masyarakat Desa Celuk Kecamatan Sukawati yang terkenal sebagai pengrajin emas dan perak. 4. Badung Daerah ini terletak berbatasan dengan Denpasar. Badung yang beribukota di Mengwi terkenal sebagai pusat keramaian dan metropolitan di Bali selain Denpasar. Kabupaten ini dikenal juga dengan kerusuhan massa yang membakar Kantor Bupati Badung hingga rata dengan tanah. C. Seluk Beluk Pulau Bali 1. Tradisi Sesajen Berbicara mengenai Pulau Bali, tak asing lagi dengan dunia mistis yang begitu kental pada masyarakatnya. Setiap sudut jalan, kota, desa, mau pun rumah pun, terdapat sesaji – sesaji yang tergeletak begitu saja. Berisi buah – buahan, jajanan pasar, rokok, sekaligus menyan, dan aneka bunga. Sesaji itu diperuntukkan untuk makhluk halus yang menunggu tempat tersebut, selain itu masyarakat Bali mempercayai bahwa dengan memberi sesaji dapat menolak bala dari kejahatan yang mengganggu. Selain ditujukan untuk ritual tersebut, sesaji atau sesajen juga diperuntukkan untuk keperluan ibadah sembahyang di pura. Biasanya dibawa oleh perempuan di atas kepalanya. Sesajen tersebut biasa disebut dengan istilah keben. 2. Upacara Galungan Upacara ini adalah salah satu upacara besar bagi umat Hindu. Asal mula upacara ini adalah kisah Raja Jayapangus dari Kerajaan Panarojan yang menikah dengan perempuan Tiongkok Kang Cing Wie. Dari hasil pernikahannya tersebut, Raja Jayapangus tidak mempunyai keturunan. Maka Jayapangus meminta pertolongan kepada Dewa Batur yaitu Dewi Danu. Namun, Jayapangus terlanjur terikat cinta dengan Dewi Danu dan melupakan Kang Cing Wie. Buah cinta Jayapangus dengan Dewi Danu tersebut lahirlah makhluk berbadan manusia berkepala raksasa yang diberi nama Maya Denawa. (Maya = semu, denawa = raksasa). Saat Maya Denawa tumbuh dewasa, ia menjadi biang segala kerusuhan, maka Dewa Indra berusaha mengalahkannya hingga Maya Denawa meninggal. Meninggalnya Maya Denawa diperingati sebagai Hari Raya Galungan, simbol dari kebaikan mengalahkan kejahatan. 3. Ogoh – Ogoh Ogoh – ogoh adalah patung raksasa sebagai simbol dari buthakala, yaitu setan dalam motologi Hindu. Ogoh – ogoh terbuat dari kayu dan kosong di dalamnya. Patung ini diarak dalam upacara hari besar Umat Hindu. 4. Trimurti Dalam ajaran Hindu, terdapat tiga dewa sebagai bawahan Sang Hyang Widhi, yaitu Dewa Brahma yang mngendarai angsa yang memiliki warna simbol merah, Dewa Wisnu mengendarai garuda dengan warna simbol hitam, dan Dewa Syiwa mengendarai sapi dengan warna simbol putih. 5. Keajaiban di Tanah Lot Tanah Lot merupakan sebuah destinasi wisata yang terletak di Desa Beraben Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Di daerah ini terdapat sebuah pura yang terletak di bibir pantai. Selain itu, objek ini terkenal karena adanya ular penjaga pura yang dikenal sejak abad ke 16. D. Keunikan Kehidupan Bali Masyarakat Bali sangat menjunjung nilai – nilai luhur adat istiadat dan agama. Mereka rela berkorban untuk melakukan ritual – ritual keagamaan dengan dilandasi rasa kepuasan batin setelah sembahyang. Tak diherankan lagi, betapa banyak sesaji yang dipersembahkan di pura, lengkap pula dengan lembaran – lembaran rupiah. Selain itu masyarakat Bali dikenal dengan masyarakat yang tidak pernah menganggur, karena masyarakatnya rajin bekerja. Di bawah ini dijelaskan beberapa tradisi kebudayaan dan kehidupan masyarakat Bali : 1. Rumah orang Bali Berbicara tentang rumah adat masyarakat Bali, identik dengan arsitektur yang indah. Pada rumah – rumah orang Bali, ketika siang hari tak pernah terkunci, melainkan selalu terbuka. Tidak ada rasa khawatir takut kehilangan benda – benda berharga, dikarenakan masyarakat Bali memegang teguh norma – norma yang berlaku. Selain itu, tidak pernah ditemui jemuran pakaian yang bergantung di depan maupun di samping rumah. Masyarakat Bali menganggap jemuran adalah sesuatu yang kotor, maka harus disembunyikan. 2. Sungai penuh dengan orang mandi Masyarakat Bali justru lebih senang mandi di sungai. Terbukti dengan ramainya sejumlah sungai di beberapa tempat dipenuhi dengan warga yang ingin mandi. Tidak ada rasa malu di antara mereka, hal ini didasari pada sikap possitive thinking mereka. Sikap inilah yang menjadikan Bali tidak pernah ada kasus pemerkosaan. 3. Bali Tidak Nganggur Kerja keras adalah prinsip teguh yang dipegang masyarakat Bali. Bisa dilihat dengan usaha – usaha mereka bekerja melalui bidang seni, pertanian, perikanan, perusahaan, dan lain sebagainya. Masyarakat Bali tidak akan membuang waktu mereka dengan percuma, melainkan menggunakannya untuk bekerja dan berdoa. Masyarakat Bali tidak pernah terlihat bermalas – malasan, justru mereka bekerja dengan keras. Tak pernah pula dijumpai pengamen dan pengemis di sana, karena hal itu justru membuat sikap malas, selain itu ada kepercayaan bahwa jika memberi orang yang mengemis itu adalah dosa besar bagi si pemberi. 4. Ingat akan Reinkarnasi Dengan mengingat reinkarnasi, masyarakat Bali enggan melakukan tindak kejahatan atau pun sesuatu yang buruk. Mereka akan berpikir ulang jika akan melakukan hal buruk, maka rasa intropeksi diri masyarakat Bali sangatlah tinggi. Begitu pula dengan kesehariannya, mereka akan melakukan hal baik sesering mungkin, agar dapat bereinkarnasi menjadi makhluk yang lebih tinggi derajatnya di masa mendatang. 5. Pamor Pecalang Lebih Eksis Pecalang adalah polisi adat yang ada di Pulau Bali. Pamor pecalang lebih tinggi dibandingkan dengan aparat kepolisian. Hal ini disebabkan bahwa adat istiadat Bali sangat mengikat, dan jika ada masyarakat Bali yang melanggar aturan, pecalang lah yang akan menindak tegaskan. Berbeda dengan polisi yang pamornya kurang eksis di Pulau Bali. Pada praktiknya, jika ada polisi yang menghentikan warga Bali untuk pergi ke pura dengan alasan mengurai kemacetan dan mengatur lalu lintas walau hanya beberapa detik, polisi tersebut akan dianggap berdosa besar karena telah menghalangi manusia bertemu dengan Sang Hyang Widhi. 6. Ilmu Leak Tidak Untuk Menyakiti Ilmu Leak di Bali sejajar dengan ilmu santet yang ada di Jawa. Namun Ilmu Leak tidak digunakan untuk menyakiti orang lain, melainkan untuk sekadar belajar saja. Masyarakat Bali tidak hanya mempelajari hal – hal yang positif saja, melainkan negatif juga asalkan tidak melanggar aturan, seperti mempelajari Ilmu Leak. Karena dalam kepercayaan mereka terdapat istilah rwa bhineda, yaitu hitam dan putih yang selalu berdampingan. 7. Makam Tak Ada Batu Nisan Makam di Bali bukanlah tempat peristirahatan terakhir bagi warga di sana, tetapi adalah tempat peristirahatan sementara sebelum upacara Ngaben dilaksanakan. Di setiap desa terdapat makam warga yang lapang. Uniknya makam di sana tidak terdapat batu nisan, namun hanya ditandai dengan sebatang pohon, bahkan ada juga yang tidak. Di tempat tertentu pun ada makam warga yang dijadikan lapangan sepak bola dikarenakan makam tersebut telah rata dengan tanah. 8. Filosofis Kain Putih dan Kuning Bila hendak sembahyang di pura, biasanya warga Bali mengenakan pakaian putih dan kain selendang berwarna kuning. Warna putih melambangkan kesucian dan warna kuning melambangkan kemuliaan. 9. Kekerabatan Tinggi Meski pun terpecah dalam lingkup sistem kasta, masyarakat Bali sangatlah erat hubungan kekerabatan dan gotong royongnya. Terlihat dari upacara Ngaben yang dilaksanakan secara gotong royong oleh masyarakat Bali. 10. Desa Trunyan Tak Ada Ngaben Desa Trunyan terletak di daerah Kintamani terkenal dengan pemakaman uniknya. Biasanya, warga Bali melakukan Ngaben untuk orang yang meninggal, namun di Trunyan justru sebaliknya. Tidak ada upacara Ngaben di sana, juga sistem pemakamannya, tidak dikubur dalam tanah, tetapi cukup diletakkan di tanah. Walau pun demikian, tidak terdapat aroma busuk yang menyengat. 11. Makanan Mayat Lebih Enak Selain dimakamkan untuk sementara, ada juga jenazah yang disimpan dalam ruangan khusus di rumah warga. Masyarakat Bali menganggap orang yang meninggal sebelum di-Ngaben-kan adalah tidur. Maka, mereka masih layak untuk dihidupi. Seperti manusia yang masih hidup, jenazah pun juga diberi makanan, bahkan bisa lebih enak daripada yang masih hidup. Hal ini dianggap sebagai persembahan terakhir keluarga kepada jenazah sebelum diadakan upacara Ngaben. 12. Simbol Gunung dan Danau Di dalam mitologi Bali, gunung adalah simbol dari lelaki dan danau adalah simbol dari perempuan. 13. Patung Bersarung Banyak dijumpai arca atau patung yang bersarung atau berkain kotak hitam putih. Hal tersebut menandakan bahwa patung tersebut sudah berpenghuni berupa roh makhluk halus. Pengisian roh dilaksanakan dengan ritual upacara setempat. Terkadang ada beberapa orang melihat patung berjalan – jalan. 14. Adat Tradisi Bali Masyarakat Pulau Bali masih memegang teguh tradisi kebudayaan yang diwariskan oleh leluhur mereka. Berbagai upacara sering digelar dengan megah oleh masyarakat setempat. Kepercayaan dalam sehari – hari pun masih dijalankan dengan rutin. Setiap ada peristiwa pun, selalu diadakan ritual keagamaan umat Hindu. 1. Ngaben Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di Pulau Bali. Ngaben dilaksanakan secara gotong royong oleh warga desa. Pelaksanaan Ngaben pun harus mencari hari baik. Sebelum di- Ngaben-kan, jenazah disemayamkan di rumah duka dengan diawetkan atau dimakamkan untuk sementara. 2. Asta Kosala Kosali Asta Kosala Kosali merupakan adab atau tata cara pembuatan rumah menurut masyarakat Bali. Seperti halnya di China dengan istilah Feng Shui, Asta Kosala Kosali juga mengatur bagaimana rumah tersebut akan mendatangkan kemakmuran bagi penghuninya. 3. Ngeroras Upacara Ngeroras adalah upacara 12 hari setelah Ngaben dilaksanakan. Upacara ini adalah salah satu rangkaian dari upacara kematian seseorang. 4. Megedong Bayi yang lahir selalu diberi ritual khusus oleh warga masyarakat Pulau Bali yang dinamakan Megedong. Jika di Jawa, mungkin hampir sama dengan Brokohan atau Bayi Telu dan Bayi Pitu. 5. Otonan Otonan merupakan ritual khusus yang juga diperuntukkan bagi bayi. Otonan sama dengan istilah weton. 6. Potong Gigi Jika menginjak akil baligh, laki – laki di Bali harus melakukan potong gigi taring bagian atas. Ritual ini bisa dilakukan hingga sebelum menikah, umumnya satu kali seumur hidup. Arti dari potong gigi ini adalah menghilangkan sifat keserakahan dan ketamakan. 15. Suasana Bali Modern Suasana Pulau Bali sangatlah indah baik siang atau pun malam hari. Provinsi yang bersemboyan Bali Dwipa Jaya ini terlihat megah dengan arsitektur dan tata ruang kota yang indah. Di sudut – sudut kota Denpasar, selalu ditemui pusat – pusat perbelanjaan sekaligus wisata kuliner khas Bali seperti Babi Guling. Bali yang eksotis dan juga penuh dengan mistis menyimpan keindahan duniawi yang menarik banyak wisatawan. 1. Tidak Ada Angkutan Umum Darat di Bali Setiap kota pasti memiliki fasilitas angkutan umum darat seperti bus atau minibus. Lain halnya dengan Bali, sangat jarang bahkan tidak dapat dijumpai angkutan umum yang melintas di jalan raya. Masyarakat Bali cenderung lebih senang bepergian dengan kendaraan pribadi dibandingkan dengan menumpangi angkutan umum. Bisa dibayangkan betapa ramai dan macetnya Pulau Dewata ini. 2. Joger selalu penuh sesak Berkunjung ke Joger merupakan kesenangan tersendiri bagi pengunjung Pulau Bali. Joger merupakan tempat perbelanjaan suvenir khas Bali lengkap dengan busana dan perlengkapannya yang unik. Tak ayal lagi, suasana Joger di Kuta dan Teman Joger di Luwus sangat padat pengunjung, walau pun Joger dan Teman Joger membandrol harga yang tidak murah. 3. Kemegahan Kantor Bupati Badung Kantor bupati ini bisa dibilang paling megah se-Indonesia. Dibangun di atas lahan yang sangat luas menjadikan bangunan ini terlihat kokoh menawan. Dahulunya, kantor bupati Badung ludes dibakar massa yang melakukan demonstrasi. Sebagai penggantinya, dibangunlah kantor baru yang jauh lebih megah dari sebelumnya. 16. Keelokan Desa Penglipuran Penglipuran adalah sebuah desa adat di Pulau Bali yang dihuni penduduk lebih dari 200 kepala keluarga dengan luas area 9 hektar dengan 40% berupa hutan. Desa adat ini memiliki topografi berupa kemiringan lereng. Bentuk rumah di desa ini hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Penduduk desa ini adalah kaum dari kasta sudra. Warga Desa Penglipuran memiliki rasa sosial yang tinggi, rasa kebersamaan dan gotong royong yang selalu dipegang teguh. Masyarakat desa setempat mempunyai prinsip sosial yaitu saya adalah anda, anda adalah saya. Hal ini ditujukan agar sesama warga saling menghormati, prinsip ini sangatlah erat kaitannya dengan hukum karma dan reinkarnasi. Sangat unik di desa ini, Desa Adat Penglipuran melarang warganya melakukan poligami, hal ini dimaksudkan untuk melindungi kaum perempuan. Jika terbukti melakukan poligami, pria yang bersalah tersebut akan diasingkan di salah satu sudut desa berupa pekarangan kosong. Namun, hingga sekarang pekarangan tersebut belum pernah dihuni oleh pelanggar aturan tersebut. Sistem pemakaman di desa ini berbeda dengan masyarakat Bali lainnya, tidak ada Ngaben di sana. Hampir sama dengan Desa Trunyan, namun di Desa Adat Penglipuran jenazah dimakamkan bukan diletakkan begitu saja. Pemakaman pria dengan wanita pun berbeda. Untuk laki – laki dikubur dalam keadaan telungkup, sedangkan perempuan dalam keadaan telentang. Hal ini sesuai dengan filosofis bapa angkasa tan ibu pertiwi. Jalan di desa ini juga berbeda, untuk jalan kendaraan dan pejalan kaki dibedakan agar tercipta keamanan. Rumput – rumput yang terdapat di pinggir jalan disiangi oleh warga setempat setiap dua bulan sekali. Desa Adat Penglipuran dipimpin oleh kepala desa dan ketua adat. Ketua adat saat dipilih dibedakan menjadi dua, yang pertama dipilih dari kariernya dengan masa jabatan hingga anak bungsu menikah atau memiliki cicit. Kedua dipilih secara demokrasi dengan masa jabatan selama lima tahun. Kriteria untuk ketua adat tidak ditentukan pendidikannya asalkan bisa membaca dan menulis, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, tidak cacat fisik dan mental serta siap mengemban amanah. Ketua adat di desa ini sangat dihormati warganya. Namun ketua adat tidak mendapat gaji, hanya saja diberi tanah bengkok yang jauh lebih sedikit dibanding kepala desa. Sistem kampanye ketua adat pun berbeda, dengan menggunakan antikampanye. Calon ketua adat tidak mencari pencitraan bagi dirinya dan justru mempropagandakan jangan pilih saya. Organisasi pemuda yang ada di Desa Adat Penglipuran adalah Seka Taruna, beranggotakan pemuda berusia 13 tahun ke atas yang belum menikah. BAB IV A. PENUTUP Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak terlepas akan adanya kekurangan, baik dalam bahasa maupun penulisannya. Hal tersebut tidak lain karena keterbatasan penulis dalam ilmu pengetahuan dan kemampuan yng dimiliki. Sekalipun demikian, mdah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. B. KESIMPULAN Pada dasarnya Pulau Bali adalah pulau seribu keindahan. Dilihat dari bentang alam yang eksotis dan kearifan budaya dan masyarakat lokal menjadikan Bali semakin eksotis dengan kekayaan budaya yang dimilikinya. Penataan tata ruang kota menjadikan Pulau Bali didambakan setiap orang untuk dikunjungi. Keindahan Pulau Bali inilah mendatangkan kekayaan devisa bagi Indonesia. Dengan andil yang besar dalam destinasi wisata, Indonesia semakin kaya akan budaya termasuk masukan dari budaya Bali. Hal tersebut semakin membuat Indonesia berwarna akan bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. C. SARAN Pulau Bali merupakan pulau yang indah, banyak obyek wisata yang indah. Obyek wisata tersebut dijadikan sebagai sumber devisa (alat pembayaran hutang luar negeri), dengan cara menarik sebanyak-banyaknya wisatawan luar negeri. Selain itu Pulau Bali memiliki hutan dan gunung yang terdapat banyak kekayaan alam yang melimpah. Tanahnya juga cukup subur sehingga dapat digunakan sebagai lahan pertanian maupun perkebunan, bahkan untuk lahan industri. Pulau Bali juga memiliki banyak kebudayaan, alangkah baiknya jika keindahan alam dan kebudayaan tersebut kita jaga dan lestarikan bersama sebagai citra bangsa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Purbosari, Lingtyas.2012.Pulau Dewata Bali.Wonogiri:SMAN 1 Jatisrono Priambodo, Budi.2006.Atlas Indonesia dan Dunia.Surabaya:Pustaka Amani Jakarta Anonim.2013.Tari Barong dan Keris.Denpasar:CV.Bali Budaya. Arta, I Putu Gede Giri.2013.Interview of “Pulau Bali” on bus 4, Bali Indonesia. Sarjana, I Putu.2013. Learning of “Pulau Bali” on bus 4, Bali Indonesia. Supat, I Wayan.2013.Learning of “Desa Adat Penglipuran” on Penglipuran, Bali Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pros and Cons about Full Day School

RESENSI NOVEL SPRING IN LONDON

Perang Dingin Antara Uni Soviet dan Amerika Serikat