Stasiun dan Kereta : Kenyataan Lain di Tengah Pembenahan
Stasiun
dan Kereta : Kenyataan Lain di Tengah Pembenahan
Kereta
api mereupakan salah transportasi publik yang sedang nge-trend belakangan ini. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan,
mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain dimana
di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan
tertentu (Miro, 2005). Sedangkan kereta api adalah bentuk transportasi rel yang
terdiri dari serangkaian kendaraan yang didorong sepanjang jalur kereta api
untuk mengangkut kargo atau penumpang (Wikipedia).
Industri
jasa perkerataapian di Indonesia dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia atau
yang lebih dikenal dengan PT KAI. Kereta api di Indonesia adalah hasil
nasionalisasi dari pemerintahan Hindia Belanda. Dari tahun ke tahun PT KAI
melakukan perbaikan pelayanan yang ditujukan untuk memberi pelayanan yang prima
kepada penumpang kereta api. Sejak ditempatkannya Ignatius Jonan sebagai orang
penting dalam tubuh PT KAI ini, PT KAI
melakukan transformasi bisnis yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Jumlah
penumpang yang terus bertambah mengindikasikan bahwa kinerja PT KAI mendapat
apresiasi positif dari pengguna jasa perkeretaapian Indonesia.
Perubahan
yang signifikan yang diterapkan oleh PT KAI diarahkan pada keuntungan yang akan
diterima perusahaan ini nantinya. Mulai dari pelayanan hingga sarana dan
prasarana terus digenjot oleh PT KAI demi mewujudkan target yang dipatok. PT
KAI menilai, apresiasi masyarakat adalah feed
back yang digunakannya untuk membenahi unsur – unsur perusahaan termasuk
SDM. Penaikan gaji beserta tunjangan yang dilakukan PT KAI adalah strategi
khusus yang digunakan untuk menggenjot profesionalisme karyawannya. Selain itu
sistem bongkar-pasang pemimpin sering dilakukan oleh perusahaan ini untuk
meningkatkan profesionalisme kerja. Kepala Daop Jakarta misalnya, sudah empat kali
dilakukan penggantian pemimpin. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan performa
kerja karyawan, penggantian ini pun dilakukan apabila terjadi kecelakaan
kereta. Jadi setiap ada insiden, Kepala Daop langsung dilepas jabatannya.
Selain
penaikan gaji, pelatihan IT pun juga digerakkan. Karyawan yang semula gaptek dibekali keterampilan dalam
bidang IT. Seperti yang dilansir dalam swa.co.id, Sulistyo Wimbo Hardjito
selaku Direktur Komersial PT KAI menyebutkan, dulunya Kepala Daop susah diajari
membuka email, namun sekarang dengan
pelatihan IT, sangat memungkinkan seluruh karyawan PT KAI dapat berbenah diri
mengikuti perkembangan IT untuk menjadikan sistem perkeretaapian semakin baik.
Selain
memberesi masalah SDM, PT KAI juga memberesi masalah tiket. Masyarakat yang
pada awalnya harus rela antre berjam – jam untuk mendapatkan tiket belum lagi
dengan adanya si calo, saat ini tiket dapat dipesan melalui internet dan call number 121. Call number yang dulunya hanya melayani penjualan tiket kereta saat
in pun dapat melayani komplain dari para penumpang. Sulistyo menambahkan,
sistem ticketing kereta api sekarang
menjadi lebih mudah. Tuturnya, calon penumpang kereta dapat memesan tiket di
minimarket terdekat seperti Alfamart dan Indomaret. Inilah salah satu kebijakan
PT KAI yang dinilai tepat untuk membidik calon penumpang. Biasanya agen tiket
hanya menjual 50 tiket per bulan, sekarang minimarket dapat menjual 3.000
hingga 4.000 tiket per harinya.
Tentu
masih banyak kebijakan yang diterapkan PT KAI yang dinilai bagus oleh kalangan
masyarakat. Antara lain penertiban pedagang asongan dalam stasiun dan dalam
gerbong kereta, pelatihan bagi karyawan melalui studi banding ke luar negeri
mulai dari penjaga terowongan, penjaga pintu kereta, dan masinis yang tujuannya
untuk membentuk mindset karyawan.
Namun di balik sisi positif kinerja PT KAI, ada sekelumit hal – hal yang
menjadi masalah serius. Hal ini menyangkut sarana dan prasarana serta pelayanan
publik.
Jadwal
kereta adalah hal yang paling krusial dalam sistem pengoperasian kereta api.
Keterlambatan kereta api menjadi kendala bagi penumpang maupun pihak PT KAI.
Meski pun masalah keterlambatan sudah diminimalisasi namun kenyataan ini tetap
ada. Kesalahan teknis pun tidak dapat dihindari yang dapat menyebabkan kereta
api mengalami keterlambatan yang cukup parah. Apabila kedatangan kereta
terlambat di salah satu stasiun saja, maka kedatangan di stasiun berikutnya
juga akan sama meski pun masinis dapat mempercepat laju keretanya. Biasanya
para penumpang rela menunggu kedatangan kereta yang molor hingga sekian menit
lamanya. Parahnya bagi yang muslim berakibat meninggalkan kewajiban sholatnya
padahal waktu sudah menandakan saatnya sholat, hal ini hanya didasari adanya
keinginan tetap menunggu kereta dengan kekhawatiran apabila kereta akan tiba
dengan jadwal sewaktu – waktu.
Hal
yang miris di tengah perbaikan – perbaikan yang dilakukan oleh PT KAI masih
mengalami kendala yang cukup serius. Pembangunan beberapa stasiun guna
menyediakan sarana dan prasarana yang baik pun giat dilakukan. Namun
pembangunan pada stasiun terpusat pada stasiun besar saja. Contohnya
pembangunan peron stasiun. Peron stasiun sangat dibutuhkan penumpang untuk
masuk ke dalam gerbong kereta api. Di sebagian stasiun telah menyediakan peron
permanen yang terbuat dari beton. Namun masih banyak stasiun yang menggunakan
tangga dorong untuk membantu penumpang yang masuk ke gerbong. Tentu saja hal
ini dinilai membahayakan bagi penumpang lansia dan anak – anak.
Permasalahannya, tangga dorong pun tidak mencukupi untuk disediakan di setiap
pintu keluar gerbong. Akibatnya banyak penumpang yang ‘anjlok’ untuk turun dari
kereta dan masalahnya itu dilakukan pula oleh lansia dan perempuan. Selain itu
kondisi tangga dorong pun banyak yang tak layak pakai, kondisi tangga yang
sudah uzur sehingga bergoyang ketika dinaiki penumpang dapat membahayakan
penumpang.
Cukup
beragam respon negatif dari para penumpang yang mengeluh adanya kekurangan ini
misalnya keberadaan mushola yang hanya ada di dalam stasiun yang khusus diperuntukkan
bagi calon penumpang yang sudah diperiksa ulang dan beberapa stasiun yang tidak
menerapkan nomor antrean. Pengadaan nomor antrean sangatlah penting untuk
menertibkan pembelian tiket kereta api.
Pelayanan
yang prima penting bagi sebuah perusahaan jasa untuk memberikan reservasi bagi
para pengguna jasanya. Pembenahan yang terus dilakukan adalah hal yang
secepatnya terus dikejar dan diselesaikan. Kontribusi pengguna jasa pun juga
harus bertambah untuk mewujudkan pelayanan jasa yang prima seperti tertib dalam
antrean dan menyatakan komplain dengan
baik dan sopan. Dengan langkah inilah PT KAI dan pengguna jasa kereta api dapat
bekerja sama dengan baik agar keduanya sama – sama diuntungkan.
Komentar
Posting Komentar